Video Wabah Ulat Bulu Di Probolinggo. Probolinggo diserang wabah yang aneh dan langka. Wabah ulat bulu menyerang warga Probolinggo. Dalam fotonya tampak jutaan ulat bulu beterbangan dan membuat gatal-gatal warga disekitar. Bahkan ulat bulu ini bergelantungan di pepohonan juga masuk ke dalam rumah warga.
Kegiatan warga sehari-hari juga berkurang drastis, mereka sibuk membersihkan ulat-ulat itu. Warga harus membersihkan rumah dari wabah ulat bulu ini paling tidak 2 jam pada pagi hari dan 2 jam pada sore hari. Karena warga tidak ingin para ulat masuk ke dalam rumah, sehingga mereka harus rela membersihkan sendiri halaman bahkan tembok-tembok mereka yang terdapat ribuan ulat tersebut. Mereka membersihkannya dengan cara menyapu ulat-ulat tersebut lalu membakarnya, agar bulu ulat tersebut tidak berterbangan dan membuat gatal warga sekitar.
Warga yang menjadi korban ulat-ulat bulu ini, banyak yang menderita gatal-gatal yang di sebabkan oleh bulu-bulu ulat yang beracun ini. Bulu-bulu yang berterbangan yang menempel pada kulit ini akan menyebabkan rasa gatal-gatal yang menyiksa. Jika tidak segera ditanggulangi diperkirakan wabah ulat bulu ini menyebar ke berbagai daerah.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan serangan wabah ulat bulu yang didominasi jenis Arctornis riguata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merupakan fenomena langka. Ahli Entomologi Puslit Biologi LIPI Dr Hari Sutrisno kepada Media Indonesia, di Probolinggo, Senin (18/4), mengatakan species Arctornis Riguata tersebut belum banyak diteliti secara detail. Selain itu berdasarkan penelitian di Probolinggo, pihaknya menemukan sejumlah keanehan sehingga memerlukan penelitian lebih mendalam.
Fenomena aneh itu di antaranya serangan wabah ulat bulu jenis Arctornis Riguata ini ada kecenderungan membentuk huruf U, meskipun yang diserang tetap pohon mangga. "Arctornis Riguata merupakan jenis ulat bulu yang belum banyak diteliti," ujarnya. Selain itu ditemukan kepompong ulat bulu yang telanjang mirip kepompong kupu-kupu siang, sehingga rentan terserang parasit. Hal itu dinilai tidak umum karena pada kelompok ngengat atau kupu-kupu malam jarang dijumpai seperti itu. "Kepompong ulat bulu jenis ini seharusnya tidak telanjang. Biasanya terbentuknya kepompong disertai dengan melepaskan bulu untuk dijadikan sarang," tegasnya.
Pengamatan di lapangan menyebutkan ulat bulu jenis ini memiliki sifat menyerang tanaman kanopi tinggi kelompok mangga-manggaan. Species ini dianggap sebagai fenomena baru karena pertama kali ini dilaporkan sebagai hama tanaman. Padahal ulat tersebut sudah tercatat pada 1948 setelah ditemukannya populasi di pegunungan Tengger, kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, dan Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, pada tahun itu.
Species ini juga banyak ditemukan di hutan Jawa, Sumatera dan Kalimantan dengan ketinggian 0-1.100 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia ada sekitar 25 ribu jenis ulat bulu dari kupu-kupu malam tergabung pada sekitar 60 famili. Sedangkan famili ulat bulu Lymantriidae tersebar di kawasan hutan tropis dataran rendah dan berada di kanopi (pucuk) ada sekitar 300 jenis, sebanyak 144 jenis di antaranya di Jawa. Untuk jenis Arctornis masuk famili Lymantriidae, dan sejauh ini baru terdata sekitar 17 species.
Pemandian Selokambang Kab. Lumajang
Pasalnya wabah ini sudah masuk ke kecamatan Klakah kabupaten lumajang, yang memang disana sudah tentu banyak ditumbuhi pohon-pohon besar yang rindang. Begitu juga dengan rindangnya alam pemandian selokambang, sangatlah potensial berkembangnya ulat bulu tersebut. Dalam satu minggu ini, pemerinyah kabupaten lumajang sudah menyatakan untuk menutup sementara obyek wisata tersebut dengan alasan demi menjaga keselamatan warga lumajang. Entah sampai kapan hal ini terus terjadi, terus siapa yang salah..ketika alam mencoba untuk memulai mengingatkan kita akan tanggungjawab kita akan kelestarian lingkungan???
Langkah pengendalian jangka pendek dengan perbaikan sanitasi lingkungan (pupasi terjadi ditempat-tempat yang banyak serasah, sampah, tumpukan kayu dan lain-lain), pemberantasan ulat, larva, kepompong secara mekanik dengan cara menguburnya, pengumpulan larva ke dalam tabung pendama untuk mendapatkan parasitnya kemudian melepaskan kembali ke alam, menggunakan perangkap lampu (mercuri atau uv) untuk menangkap ngengat dan selanjutnya dibunuh, serta menggunakan larva dan pupa yang mati akibat entomopatogen untuk dibuat larutan dan disemprotkan untuk pengendalian atau mengitroduksi entomopatogen hasil biakan dari laboratorium.
Langkah pencegahan lainnya dengan dimensi waktu yang lebih panjang adalah dengan memberikan pendidikan dini kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam. Sehingga setelah memahami penyebab dan solusinya pengendalian maka masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi wabah ulat bulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar