Blog untuk masyarakat lumajang, yang menampilkan berbagai budaya kota lumajang dan informasi - informasi terbaru yang lebih bermanfaat.

Sabtu, 12 November 2011

Orang Narsis, Ternyata Rendah Diri !!!


Narsis aaahhhhhh...

Orang-orang narsis mungkin gemar memuji dirinya sendiri. Tapi sebuah penelitian terbaru mendapati fakta bahwa perilaku membanggakan diri sendiri kaum narsis itu sebenarnya menyembunyikan perasaan keinferioran (rendah diri) mereka. 
Menurut penelitian terbaru itu, orang-orang narsis memang mengaku kepada para psikolog bahwa mereka membanggakan dirinya. Tapi manakala pengakuan mereka itu diuji detektor kebohongan, kebenaran sejati pun terkuak. Mereka mengakui rendahnya kepercayaan diri mereka. 

Narsisme adalah kepuasaan erotis yang berasal dari kekaguman akan atribut fisik atau mental seseorang.  Kondisi ini normal pada masa pengembangan kepribadian sewaktu seseorang masih anak-anak. 

"Ini menunjukkan bahwa individu-individu yang tingkat narsismenya tinggi mungkin tengah membesar-besarkan kepercayaan dirinya," kata peneliti pada penelitian itu, Erin Myers, yang juga psikolog pada Universitas Western Carolina University, kepada LiveScience, Reuters. 

"Dengan kata lain individu-individu narsis sebenarnya tidak mempercayai diri mereka sehebat apa yang mereka gembar-gemborkan." 

Kendati narsisme lebih dikenal sebagai gangguan kepribadian narsistik yang esktremnya adalah bentuk gangguan nyata mengenai mencintai diri sendiri, gangguan itu muncul pada derajat berbeda-beda dalam setiap manusia yang secara psikologis sehat. 

Cakep Nich Gue...!
Orang yang sangat narsis biasanya sangat menyanjung dirinya, namun dari penelitian itu tersimpul keraguan bahwa apakah prilaku mereka itu memang asli atau pura-pura. 

Untuk mengungkapkannya, Myers dan kawan-kawannya menggunakan sedikit tipuan. Mereka merekrut 71 mahasiswi dari the Universitas Southern Mississippi dan meminta mereka mengisi kuisioner yang dirancang untuk menakar kadar kepercayaan diri dan narsisme mereka. 

Kemudian, para mahasiswa itu dibawa ke laboratorium Myers di mana mereka menghadapi banyak evaluasi psikologi, lalu mereka diberitahu bahwa mereka dihadapkan pada alat pendeteksi kebohongan sehingga para psikolog bisa mengetahui apakah mereka berbohong atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar