Tahun 2011 menandai
sejumlah "pergeseran". Event sekelas Consumer Electronics Show di Las
Vegas Januari lalu telah mengirim sinyal perubahan, yang kemudian
diteruskan pameran sejenis di Eropa (Bonn) maupun Asia Tenggara (Singapura),
akan menjadi tolok ukur trend teknologi untuk tahun 2012.
Sejumlah lembaga riset
pasar juga menenggarai bagaimana produk baru hadir sebagai kompetitor
potensial, bahkan lanjut menggantikan pemimpin pasar sebelumnya.
Supaya ringkas dan
sederhana, berikut kami pilihkan beberapa arus perubahan trend dalam sebuah
ilustrasi terkenal kisah David sebagai sang penantang dan Goliath sebagai yang
diunggulkan.
Genap dua tahun iPad hadir di tengah konsumen dan masih menjadi Tablet paling
populer. Statistik penjualan Apple menunjukkan angka 40 juta unit sejak
pembukuan April 2010, sementara para pesaingnya harus bongkar pasang strategi pemasaran
dengan tambahan berbagai fasilitas dan aplikasi.
Hingga Oktober tahun
ini, Amazon dengan berani meluncurkan Kindle Fire, sebuah Tablet berkapasitas
8GB, dan difokuskan untuk menjelajahi literatur (e-books) di dunia maya.
Harganya? Yeap, cuma $199!
Kindle Fire akan
dikirim ke berbagai negara mulai 15 November 2011 dan diprediksi sanggup
mengalahkan iPad dari segi angka penjualan dan popularitas, karena kalau
berdasarkan spec nya jelas sangat jauh berbeda.
Ada yang menyebut sekarang adalah masa "post-PC", artinya kita tidak
lagi berinteraksi terpaku di depan sebuah monitor dan CPU terpisah, melainkan
menjinjing laptop. Tapi, ibarat seumur jagung, booming laptop agaknya mulai
beralih dengan munculnya Tablet PC. Akankah laptop begitu saja terpinggirkan
oleh kehadiran device yang lebih praktis dan multifungsi? Hasil riset
International Data Group memproyeksikan penjualan laptop tahun 2012 masih akan
stabil, bahkan mengalami kenaikan tipis sekitar 11%.
Hampir 150 tahun yang lalu, dunia modern mengenal mesin ketik. Di era
komputerisasi, perannya praktis tergantikan oleh keyboard sebagai input device
ke PC. Dan, katakanlah ada puluhan vendor menjadi pemain di segmen peripheral
ini. Lantas bagaimana ketika Google dan Apple memperkenalkan sistem input
berbasis perintah suara (voice-based)?
Kini para pengguna
Android berkenalan dengan Voice Actions sementara pemilik iPhone 4S
dengar-dengar semakin "mesra" dengan Siri.
Bukan hanya di
platform device, Google juga coba bereksperimen untuk mengintegrasikan Voice
Action pada aplikasi browser mereka: Google Chrome. Harus diakui, teknologi ini
belum sepenuhnya sempurna (dan mungkin juga kita sebagai pengguna belum
terbiasa. Walau bagaimanapun, teknologi perintah suara sudah semakin membumi.
Musik bagian dari hidup. Apple iTunes telah merevolusi industri musik di tahun
2003 dengan menyediakan lagu-lagu yang bisa didownload dengan harga relatif
murah.
Oke, di internet kita
memang bisa mencari dan mendownload lagu-lagu yang diinginkan (via mediashare
etc). Di tengah hilir-mudiknya hits single terbaru, Spotify (dan sejumlah
portal layanan music subscription) mulai "merongrong" kedudukan
iTunes dengan memberi akses ke "gudang" atau perpustakaan lagu, yang
tidak perlu dibeli atau dimiliki, karena pengguna cuma butuh koneksi untuk
streaming. Jadi, konsepnya mungkin lebih memudahkan kedua pihak; antara
pengguna yang ingin mendengarkan lagu tersebut dan penyedia layanan memberikan
akses, sekaligus meraih user tentunya.
Spotify mengklaim saat
ini telah diakses lebih dari 10 juta ID user aktif, dimana 2 juta ID di
antaranya memilih opsi berlangganan. Dari layanan subscribe (berlangganan)
inilah Spotify berharap terus mengalirkan pundi-pundi dollar. Musik untuk
semua?? Yes!
Di awal 2010, RIM BlackBerry menjadi smartphone paling populer di kawasan
Amerika Utara (NA). Tapi belakangan ini, RIM seakan tak kuasa menghadapi
besarnya "bayang-bayang" berbagai operating system lain di platform
mobile : iOS (Apple), Android dan yang teranyar Windows 7. RIM lantas
berbenah dan langsung bermanuver dengan meng-uprgade operating system menjadi
BBXOS.
Pada acara tahunan
Blackberry di bulan Oktober lalu, para engineer RIM membocorkan kemungkinan
penggunaan Android pada smartphone mereka. RIM yang berjaya sebagai perintis
smartphone kini dalam posisi terjepit oleh 3 OS lainnya. Belum lagi jika di
tahun 2014 nanti, Linux siap terjun meramaikan pasar smartphone.
Adobe Flash sebagai platform pemutar video di internet tampaknya tak lama lagi
bakal tergantikan HTML 5. Dan siapakah yang dengan "jumawa" memulai
revolusi ini? Yeap! Apple mensterilkan fitur flash dari setiap produk device
iOS. Langkah serupa juga diikuti Microsoft, yang meniadakan Flash plug-ins pada
browser seri terbaru mereka IE 10, yang disediakan untuk Windows 8.
Solid-state drives (SSDs) semakin jadi pilihan kebutuhan penyimpanan data
(storage) di mobile device, juga laptop. Ukurannya yang mini dengan kapasitas
luar biasa, membuat seri Intel Ultrabook dan Apple MacBook Air terlihat
ramping. Sistem booting SSD berjalan cepat karena tidak mempengaruhi komponen
moving parts, yang diyakini membuatnya lebih tangguh dibanding HDD.
Berapa banyak di antara kalian yang sudah mengunggah (upload) foto melalui
Flickr? Situs ini cukup ramah bagi para user dan jaringannya pun didukung
sistem yang komprehensif hingga tak heran jumlah usernya sudah mencapai 51 juta
akun ID. Di sisi lain, para pengguna iPhone baru saja "berbulan madu"
dengan kamera ciamik pada iPhone4 yang dilengkapi fitur share melalui app
Instagram.
Sebagai perbandingan,
Instagram meraih 9 juta user dalam waktu sepuluh bulan (dan lebih dari 150 juta
foto terupload), sementara Flickr selama 2 tahun baru membagikan 100 juta file
foto. Bukan hanya itu, pengelola Flickr tambah harap-harap cemas karena situs
indk mereka, Yahoo, juga hendak bersinergi untuk meluncurkan app berbasis
Android untuk menyaingi Instagram.
Friendster sebagai pionir jejaring sosial bermetamorfosis menjadi portal game,
sedangkan "sang penerus" Facebook justru menjadi platform bagi
game-game browser. Di sinilah persimpangan itu. Tak ada hujan, tak ada badai,
tiba-tiba Google berinisiatif menciptakan platform jejaring sosial bernama
Google+. Lawan yang cukup tangguh bagi Facebook, mengingat kapasitas user yang
sudah menggunakan berbagai aplikasi Google bisa sangat diperhitungkan.
Mampukah Google+
menggoyahkan kemapanan Facebook (?) yang menyentuh angka 800 juta user di
seluruh dunia (dengan jumlah terbesar di negara-negara maju seperti AS, Inggris
dan Eropa)?
Google jelas pantang
mundur. Dan 40 juta akun user kini bisa saling berbagi dengan fitur-fitur khas
dan semakin "personal" untuk menularkan "plus" satu sama
lain. Hei, mengapa keduanya tidak bergabung saja menjadi Facebook (+) plus ??
Lagi-lagi hasil riset IDC (Internet Data Centre) jadi acuan dengan
memproyeksikan bahwa di tahun 2015 mendatang mayoritas warga AS akan mengakses
internet via mobile device ketimbang PC.
Yup! Lupakan monitor,
mouse,keybord dan CPU. Di masa depan, performa smartphone (dan tentunya juga
Tablet) akan semakin ideal mengakselerasikan content website dari internet.
Pemakaian internet
bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan kebutuhan yang menyatu dalam ritme
aktivitas.Ketersediaan mobile device secara massal (dan harga yang relatif kian
terjangkau) akan mengubah pola dan gaya hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar