Lumajang - Kesenian kuda/ jharan kencak menjadi ikon dalam peringatan Hari Jadi Lumajang ke-756 tahun.
Pemilihan ini dikarenakan kesenian jharan kencak Lumajang berhasil menjadi pemenang dalam acar kemilau Nusantara di Bogor yang diadakan Kemenbudpar, beberapa waktu lalu.
"Jharan kencak adalah kesenian asli Lumajang dan tersebar di wilayah Tapal Kuda, jadi perlu diangkat menjadi ikon Harjalu," kata Kepala Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Lumajang, Hendro Iswahyudi di kantornya, Sabtu (12/11/2011).
Dia menambahkan, kesenian jharan kencak dari sejarahnya dikenal di Lumajang wilayah Utara yakni Ranuyoso dan Klakah, kemudian berkembang di kabupaten lainya. Kesenian kuda kencak dikenalkan oleh tokoh masyarakat dari Ranuyoso, yakni Klabih Sajeh. "Jadi jharan kencak adalah kesenian khas Lumajang," ungkapnya.
Sementara, Penasehat Paguyuban Kuda Kencak Lumajang, A'ak Abdullah Al-Kudus mengatakan, kesenian kuda kencak sebuah budaya untuk menghargai seekor kuda milik Ranggalawe yang merupakan anak dari Arya Wiraraja sebagai pemimpin Kerajaan Lamajang. Sehingga, oleh masyarakat Lumajang untuk melestarikan kuda dari Ranggalawe yang hebat dalam berperang dan berkesenian (tari), akhirnya oleh orang dulu melatih se-ekor kuda yang bisa berjoget bila ditabuhkan gamelan.
"Kuda kencak ini adalah lokal genius dan perlu dilestarikan dan ini budaya Lumajang asli," pungkasnya.
Sumber : berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar