Kebuntuan hasil Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) ikut menyita perhatian pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengaku telah mengambil sejumlah langkah penyelesaian. “Pemerintah telah mengambil inisiatif untuk menghindari sanksi FIFA,” ujar Andi, Rabu, 25 Mei 2011.
Andi Mallarangeng |
Andi menjelaskan, upaya penyelesaian dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan FIFA ataupun melalui jalur diplomatik lewat lobi Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Swiss. Ia bahkan mengaku telah berusaha berkomunikasi dengan Presiden FIFA baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, keinginan tersebut hingga kini belum ditanggapi.
Kongres PSSI yang dipimpin Komite Normalisasi pekan lalu gagal memilih Ketua PSSI yang baru. Para peserta kongres berdebat sengit membicarakan agenda sidang. Kericuhan itu diatasi Agum Gumelar selaku Ketua Komite dengan menutup proses kongres. Kebuntutan proses itu berpotensi mengancam hak PSSI untuk berlaga di level internasional. Andi mengatakan, persoalan itu hendaknya dilihat FIFA secara utuh dan tidak semata berhenti pada penyelenggaraaan kongres semata. Persoalan itu muncul karena persoalan lama yang yang mengakibatkan proses reformasi PSSI tidak bisa berjalan normal dalam waktu singkat. ”Perlu ada kondisi yang kondusif,” ujarnya.
Guna menghindari sanksi FIFA, Andi mengaku telah berkomunikasi dengan Agum Gumelar dan dua kandidat ketua umum PSSI, George Toisutta dan Arifin Panigoro. Komunikasi itu dilakukan agar seluruh peserta kongres dapat menggelar kongres dadakan sebelum tanggal 30 Mei ini. “Sudah ada titik terang, meski tidak selesai dalam sekali pertemuan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar