Blog untuk masyarakat lumajang, yang menampilkan berbagai budaya kota lumajang dan informasi - informasi terbaru yang lebih bermanfaat.

Senin, 28 November 2011

Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh

TENGGARONG— Kabar mengejutkan datang dari Tenggarong. Jembatan terpanjang di Kalimantan, Jembatan Kutai Kartanegara, yang berdiri di atas Sungai Mahakam, yang menghubungkan Tenggarong dengan Tenggarong seberang, ambrol.


Tim pencari dan penyelamatan (SAR) korban runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara Senin pagi kembali menemukan enam jenazah sehingga total korban tewas yang ditemukan mencapai 11 orang.


"Jenazah ditemukan sekitar 10 kilometer sebelah hilir lokasi kejadian tepatnya di wilayah Kecamata Loa Kulu," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo di lokasi kejadian, Senin. Keenam jenazah yang baru ditemukan itu langsung dibawa ke RSUD AM Parikesit Tenggarong untuk diidentifikasi. Dengan demikian total korban meninggal dunia yang ditemukan jasadnya hingga Senin pukul 09.30 Wita jadi 11 orang.  

Sebelumnya usai kejadian runtuhnya Jembatan Kartanegara Sabtu (26/11) telah ditemukan empat orang dan satu orang yang bernama M Iskandar yang merupakan Manajer Umum Surat Kabar Harian Koran Kaltim ditemukan Minggu (27/11) malam pukul 21.30 wita sekitar 500 meter dari jembatan naas itu.

Empat korban tewas sebelumya seluruhnya adalah warga Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni M Fairuz (22) warga Kecamatan Tenggarong, Agus (25) warga Tenggarong, Fadlan (16) warga Tenggarong, dan Alisyah (1 tahun 6 bulan) warga Kecamatan Loa Kulu. Hingga berita ini ditulis Posko Polres Kukar mencatat masih ada 31 orang hilang, 46 luka-luka dan 11 orang meninggal dunia. 


Sebelumnya, Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana pada Kantor Kesbang Linmas Kutai Kartanegara, Herlambang, mengatakan, hambatan tim SAR dalam melakukan pencarian korban yakni arus Sungai Mahakam cukup yang cukup deras dan tiang jembatan yang terancam roboh juga menyulitkan proses pencarian korban.



Seluruh korban tewas dalam musibah ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara (Kuker) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhirnya berhasil diidentifikasi pada Senin malam. "Ke-13 korban tewas akibat ambruknya Jembatan Kartanegara malam ini berhasil kami identifikasi semua," ungkap Kepala Bidang Dokter Kesehatan Kepolisian Daerah (Kabid Dokkes Polda) Kaltim, Ajun Komisaris Besar Budi Heryadi. Korban terakhir yang berhasil diidentifikasi, kata Budi Heryadi, yakni Muhammad Fauzan Rivaldi (12) warga Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.


"Pada hari pertama ambruknya jembatan itu ada empat korban tewas yang ditemuka,n yakni Muh. Fairuz (22) warga Jalan Danau Aji Tenggarong, Agus (25) warga Gang Wakab, Tenggarong, Alisyah (1,6) warga Kecamatan Loa Kulu, Fadlan (17) warga Desa Jongkang," katanya. Kemudian, menurut dia, pada Minggu malam jasad M. Iskandar (35) warga Kelurahan Timbau, Tenggarong berhasil ditemukan.


"Tadi delapan korban tewas ditemukan lagi, diantaranya Samsul (24) warga Tenggarong Seberang, Supriyadi (31) warga Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, M. Huzairi (40) warga Perumahan Puri, Sungai Kapih, Sambutan Kota Samarinda, Erli Erlianah (39) warga Jalan Seluang Tenggarong serta Alisha (9), Alisyah, bayi berusia enam bulan, serta ibu dari kedua anak tersebu,  yakni Rusmini (30)," ungkap Budi.

Ke-13 korban tewas itu, menurut dia, telah diambil keluarganya.

Ternyata Jembatan Kutai Kartanegara Bergeser 15 Meter
"Pada pukul 20. 00 Wita seluruh jasad korban sudah diambail keluarganya untuk dimakamkan," katanya. Proses identifikasi, dinilainya, sempat mengalami kesulitan akibat kondisi mayat yang sudah sulit dikenali. Namun, katanya, berkat berbagai petunjuk yang diberikan pihak keluarga proses identifikasi seluruh korban bisa selesai.


"Jadi, kami menghimbau bagi masyarakat yang menemukan mayat agar tidak mengambil apa yang ada di tubuh korban sebab itu kenjadi salah stau petunjuk pada proses identifikasi," demikian Budi Heryadi.

==============================================================

Hasil scan sonar milik PT Total E&P Indonesia menunjukkan Jembatan Kutai Kartanegara yang terbenam di dasar Mahakam mengalami pergeseran sekitar 15 meter. 

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Daryatmo mengatakan pergeseran itu diduga karena kuatnya arus di dasar sungai Mahakam. 

"Ini hasil scan-nya, tengah jembatan bergeser 15 meter, tapi kedua sisinya masih tersangkut di masing-masing tiang penyangga," ujarnya, Senin (28/11).

Sebanyak dua kapal feri segera dioperasikan di Sungai Mahakam untuk menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Seberang setelah runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur.

===============================================================


"Dulu jembatan ini sebagai urat nadi perekonomian bagi warga Kutai Kartanegara, Samarinda, dan sekitarnya, dengan runtuhnya jembatan itu, untuk sementara harus ada feri untuk penyeberangan," kata Kepala Bidang Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Kaltim Murjani di Tenggarong, Senin.


Dia mengatakan, keputusan untuk mendatangkan dua feri tersebut diambil setelah dilakukan pertemuan dengan sejumlah instansi yakni tim dari Kementerian Perhubungan, PT ASDP, Dinas Perhubungan Provinsi, Dinas Perhubungan Kukar, dan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dua kapal feri tersebut dijadwalkan tiba di Kota Tenggarong direncanakan pada Selasa (29/11). Dua feri itu adalah Kapal Motor (KM) Pepuyu dan KM Billy.

Saat ini dua kapal tersebut sedang dalam perjalanan dari Penajam dan Batu Licin, Balikpapan menuju Sungai Mahakam. Untuk KM Pepuyu diperkirakan mampu mengangkut sebanyak 16 kendaraan roda empat, puluhan sepeda motor, dan sekitar 250 orang. Sedangkan KM Billy mampu mengangkut 14 kendaraan roda empat, puluhan sepeda motor, dan sekitar 200 orang.

Selama kapal feri beroperasi di lokasi yang sudah ditentukan itu, tim yang dipimpin oleh BNPB juga akan membangun plengsengan (tempat menurunkan tutup feri) agar lebih mudah dilalui kendaraan dan penumpang. Anggaran yang diajukan untuk membangun dua plengsengan itu sekitar Rp20 miliar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar